Ujian tulis SNMPTN adalah salah satu jalan menuju perguruan tinggi negeri
impian. Setelah lulus Sekolah menengah atas para siswa segera berburu
mencari perguruan tinggi impian. Namun, kini jalur SNMPTN akan dihapus
diganti dengan sistem baru yaitu menggunakan sistem pengumpulan nilai
rapor dari semester 1 hingga semester 6 seperti jalur undangan. Beberapa
alasan yang mendasari dibalik rencana penghapusan ujian tulis SNMPTN
yaitu:
Bentuk pengakuan proses belajar
Dengan
adanya rencana penghapusan adalah bentuk pengakuan dunia perguruan
tinggi terhadap kinerja pembelajaran saat di sekolah menengah dengan
nilai rapor yang diperoleh siswa. Yang terpenting adalah sekolah memberikan data yang sebenarnya.
Pengakuan kredibilitas nilai UAN
kredibilitas
penyelenggaraan dan menekan kemungkinan terjadinya kebocoran dan
kecurangan soal UAN. Rencana kedepan dalam hal pencetakan naskah soal
akan dilakukan secara nasioanal bukan tiap propinsi seperti saat ini.
Ketika hasil UAN sudah benar-benar kredibel maka hasil UAN akan mentukan
kemampuan siswa dalam pembelajaran.
Efektivitas penyelenggaraan SNMPTN
Dalam
penyelenggaraaan SNMPTN saat ini cukup menyita waktu, pasalnya calon
mahasiswa harus mengikuti berbagai ujian di tempat yang telah
ditentukan. Tempat ujian pun juga tidak disatu tempat karena
keterbatasan tempat ujian untuk menampung seluruh peserta.
Penghematan dana
Dana yang digunakan untuk SNMPTN cukup besar berkisar antara Rp. 150.000-175.000 per calon mahasiswa. Jika hal tersebut dapat ditekan maka akan mahasiswa akan lebih murah membayar untuk SNMPTN.
Penghargaan
atas hasil belajar selama menempuh jenjang sekolah menengah hendaknya
juga diimbangi oleh kejujuran para guru di sekolah menengah. Sehingga
nilai yang dikirim benar-benar menggambarkan kemampuan siswa, tidak
hanya sekedar ambisi untuk diterima di perguruan tinggi.